Nasab (Silsilah
Beliau)
Beliau bernama Abdillah Muhammad Bin Shalih Bin Muhammad Bin Utsaimin
Al-Wahib At-Tamimi. Dilahirkan di kota Unaizah tanggal 27 Ramadhan 1347
Hijriyah.
Pertumbuhan Beliau
Beliau belajar membaca Al-Qur’an kepada kakeknya dari ibunya yaitu
Abdurrahman Bin Sulaiman Ali Damigh Rahimahullah, hingga beliau hafal. Sesudah
itu beliau mulai mencari ilmu dan belajar khat (ilmu tulis menulis), ilmu hitung
dan beberapa bidang ilmu sastra.
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di Rahimahullah menugaskan kepada 2 orang muridnya
untuk mengajar murid-muridnya yang kecil. Dua murid tersebut adalah Syaikh Ali
Ash-Shalihin dan Syaikh Muhammad Bin Abdil Aziz Al-Muthawwi’ Rahimahullah.
Kepada yang terakhir ini beliau (syaikh Utsaimin) mempelajari kitab Mukhtasar Al
Aqidah Al Wasithiyah dan Minhaju Salikin fil Fiqh karya Syaikh Abdurrahman
As-Sa’di dan Al- Ajurrumiyah serta Alfiyyah.
Disamping itu, beliau belajar ilmu faraidh (waris) dan fiqh kepada Syaikh
Abdurrahman Bin Ali Bin ‘Audan. Sedangkan kepada syaikh (guru) utama beliau yang
pertama yaitu Syaikh Abdurrahman Bin Nashir As-Sa’di, beliau sempat mengkaji
masalah tauhid, tafsir, hadits, fiqh, ustsul fiqh, faraidh, musthalahul hadits,
nahwu dan sharaf.
Pages
Rabu, 04 April 2012
Selasa, 03 April 2012
Imam Ash Shan’ani
Nama sebenarnya adalah Muhammad bin Ismail bin Shalah Al-Amir Al-Kahlani Ash
Shan’ani. Ia dilahirkan pada tahun 1059 H di daerah yang bernama Kahlan, dan
kemudian ia pindah bersama ayahnya ke Kota Shan’a ibukota Yaman.
Ia menimba ilmu dari ulama yang berada di kota Shan’a lalu kemudian beliau rihlah (melakukan perjalanan) ke Kota Makkah dan membaca hadits dihadapan para ulama besar yang ada di Makkah dan Madinah.
Ia menguasai berbagai disiplin ilmu sehingga ia mengalahkan teman temannya seangkatannya. Ia menampakkan kesungguhannya, berhenti ketika ada dalil, jauh dari taklid dan tidak memperdulikan pendapat pendapat yang tidak ada dalilnya.
Ia mendapatkan ujian dan cobaan yang menimpa semua orang yang mengajak kepada kebenaran dan mendakwahkannya secara terang terangan pada masa masa penuh fitnah dari orang yang sezaman dengan beliau, Allah Subhananahu wata’ala tela menjaga beliau dari makar mereka dan melindungi beliau dari kejelekan mereka.
Kahlifah Al Manshur yang termasuk penguasa Yaman mempercayakan kepada beliau untuk memberikan khutbah di Masjid Jami’ Shan’a. Ia terus menerus menyebarkan ilmu dengan mengajar, memberi fatwa, dan mengarang. Ia tidak pernah takut terhadap celaan manusia ketika ia berada dalam kebenaran dan ia tidak memperdulikan dalam menjalankan kebenaran akan ditimpa ujian, sebagaimana telah menimpa orang orang yang mengikhlaskan agama mereka untuk Allah, ia lebih mendahulukan kerihaan Allah diatas keridhaan manusia.
Ia menimba ilmu dari ulama yang berada di kota Shan’a lalu kemudian beliau rihlah (melakukan perjalanan) ke Kota Makkah dan membaca hadits dihadapan para ulama besar yang ada di Makkah dan Madinah.
Ia menguasai berbagai disiplin ilmu sehingga ia mengalahkan teman temannya seangkatannya. Ia menampakkan kesungguhannya, berhenti ketika ada dalil, jauh dari taklid dan tidak memperdulikan pendapat pendapat yang tidak ada dalilnya.
Ia mendapatkan ujian dan cobaan yang menimpa semua orang yang mengajak kepada kebenaran dan mendakwahkannya secara terang terangan pada masa masa penuh fitnah dari orang yang sezaman dengan beliau, Allah Subhananahu wata’ala tela menjaga beliau dari makar mereka dan melindungi beliau dari kejelekan mereka.
Kahlifah Al Manshur yang termasuk penguasa Yaman mempercayakan kepada beliau untuk memberikan khutbah di Masjid Jami’ Shan’a. Ia terus menerus menyebarkan ilmu dengan mengajar, memberi fatwa, dan mengarang. Ia tidak pernah takut terhadap celaan manusia ketika ia berada dalam kebenaran dan ia tidak memperdulikan dalam menjalankan kebenaran akan ditimpa ujian, sebagaimana telah menimpa orang orang yang mengikhlaskan agama mereka untuk Allah, ia lebih mendahulukan kerihaan Allah diatas keridhaan manusia.
Minggu, 01 April 2012
Syaikh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz
Syaikh Bin Baz, menurut Syaikh Muqbil Bin Hadi Al Wadi’i,
adalah seorang tokoh ahli fiqih yang diperhitungkan di jaman kiwari ini,
sebagaimana Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani juga seorang ulama ahlul
hadits yang handal masa kini. Untuk mengenal lebih dekat siapa beliau, mari kita
simak penuturan beliau mengungkapkan data pribadinya berikut ini.
Syaikh mengatakan, “Nama lengkap saya adalah Abdul ‘Aziz Bin Abdillah Bin
Muhammad Bin Abdillah Ali (keluarga) Baz. Saya dilahirkan di kota Riyadh pada
bulan Dzulhijah 1330 H. Dulu ketika saya baru memulai belajar agama, saya masih
bisa melihat dengan baik. Namun qodarullah pada tahun 1346 H, mata saya terkena
infeksi yang membuat rabun. Kemudian lama-kelamaan karena tidak sembuh-sembuh
mata saya tidak dapat melihat sama sekali. Musibah ini terjadi pada tahun 1350
Hijriyah. Pada saat itulah saya menjadi seorang tuna netra. Saya ucapkan
alhamdulillah atas musibah yang menimpa diri saya ini. Saya memohon kepada-Nya
semoga Dia berkenan menganugerahkan bashirah (mata hati) kepada saya di dunia
ini dan di akhirat serta balasan yang baik di akhirat seperti yang dijanjikan
oleh-Nya melalui nabi Muhammad Sholallahu ‘Alaihi Wasallam atas musibah ini.
Saya juga memohon kepadanya keselamatan di dunia dan akhirat.
Mencari ilmu telah saya tempuh semenjak masa anak-anak. Saya hafal Al
Qur’anul Karim sebelum mencapai usia baligh. Hafalan itu diujikan di hadapan
Syaikh Abdullah Bin Furaij. Setelah itu saya mempelajari ilmu-ilmu syariat dan
bahasa Arab melalui bimbingan ulama-ulama kota kelahiran saya sendiri. Para guru
yang sempat saya ambil ilmunya adalah:
· Syaikh Muhammad Bin Abdil Lathif Bin Abdirrahman Bin Hasan Bin Asy Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab, seorang hakim di kota Riyadh.
· Syaikh Hamid Bin Faris, seorang pejabat wakil urusan Baitul Mal, Riyadh.
· Syaikh Sa’d, Qadhi negeri Bukhara, seorang ulama Makkah. Saya menimba ilmu
tauhid darinya pada tahun 1355 H.
Langganan:
Postingan (Atom)
Al-Qur'anul Karim
Radio Sunnah
Calender
Artikel
Daftar Buku
- Nasehat-Nasehat Nabawiyyah
- kaidah Menafsirkan Al-Quran
- Belajar Etika dari Generasi Salaf
- Bagaimana Bila Ajal Datang Menjemput
Resources
Our Partners
Rodja TV
Insan TV
Bookmarks
Arsip Blog
-
►
2019
(9)
- ► 05/19 - 05/26 (6)
- ► 05/05 - 05/12 (1)
- ► 04/28 - 05/05 (2)
-
►
2018
(18)
- ► 12/30 - 01/06 (1)
- ► 12/16 - 12/23 (1)
- ► 12/09 - 12/16 (2)
- ► 12/02 - 12/09 (2)
- ► 11/25 - 12/02 (4)
- ► 11/18 - 11/25 (4)
- ► 11/11 - 11/18 (4)
-
►
2011
(1)
- ► 07/10 - 07/17 (1)
-
►
2010
(1)
- ► 07/18 - 07/25 (1)
-
►
2009
(1)
- ► 06/14 - 06/21 (1)
-
►
2008
(2)
- ► 06/08 - 06/15 (2)
Postingan Populer
-
Penggunaan garis atau line pada acrview gis 3.3. Silahkan diikuti tutorialnya sampai selesai
-
Wahai Putriku… Ingatlah engkau, bahwa prialah yang pertama melangkah menempuh jalan dosa, bukan wanita. Tetapi ingat putriku… bahwa tanpa ...
-
Praktikum SIG Ke 5, Mudah Mengolah Tabel Peta Takalar Menggunakan Arcview GIS Pada video kali ini membahas tentang cara menginput nama-na...
-
Pada bagian video ini, lanjutan dari video part 3 dan ini adalah bagian akhir dari rangkaian part 1, 2, dan 3 yang dijelaskan kombinasi anta...
-
Video ini dibahas Kombinasi antara Metode NWC (North West Corner) dengan Stepping Stone. Disini terdapat 4 iterasi sampai diperoleh biaya tr...
-
Pada bagian video ini dijelaskan kombinasi antara Metode NWC dengan Stepping Stone. Stepping Stone disini menggunakan looping dalam penyeles...
-
Dalam video kali ini, membahas tentang penggunaan metode simpleks. Metode simpleks dibahas dalam Materi Linear Programming pada Mata Kuliah ...
Ulama Sunnah
- Al Lajnah Ad Daimah
- Asy Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad
- Asy Syaikh Abdussalam Barjis
- Asy Syaikh Ahmad An Najmi
- Asy Syaikh Al Albani
- Asy Syaikh Al Bura’i
- Asy Syaikh Ibn Baaz
- Asy Syaikh Ibn Utsaimin
- Asy Syaikh Muhammad Al Imam
- Asy Syaikh Muqbil bin Hadi
- Asy Syaikh Rabi’ bin Hadi
- Asy Syaikh Shalih Al Fauzan
- Asy Syaikh Yahya Al Hajuri
- Ulama Yaman