KUNJUNGI SITUS LAIN KAMI DI ALAMATIKA.WORDPRESS.COM ,SEMOGA BERMANFAAT

Kamis, 12 Juni 2008

Belajar dari Burung dan Cacing


Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan
materi, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing.

Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan.
Tidak terbayang sebelumnya kemana dan dimana ia harus mencari makanan yang
diperlukan. Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut kenyang
dan bisa membawa makanan buat keluarganya, tapi kadang makanan itu cuma
cukup buat keluarganya, sementara ia harus


?puasa?. Bahkan seringkali ia
pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya sehingga ia dan keluarganya
harus ?berpuasa?.

Meskipun burung lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak
punya ?kantor? yang tetap, apalagi setelah lahannya banyak yang diserobot
manusia, namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang
berusaha untuk bunuh diri. Kita tidak pernah melihat ada burung yang
tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas. Kita tidak pernah
melihat ada burung yang tiba-tiba menenggelamkan diri ke sungai. Kita
tidak pernah melihat ada burung yang memilih meminum racun untuk mengakhiri
penderitaannya. Kita lihat burung tetap optimis akan rizki yang dijanjikan
Allah. Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap berkicau dengan
merdunya.


Tampaknya burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu
berada diatas dan dilain waktu terhempas ke bawah. Suatu waktu kelebihan
dan di lain waktu kekurangan. Suatu waktu kekenyangan dan dilain waktu
kelaparan.

Sekarang marilah kita lihat hewan yang lebih lemah dari burung, yaitu
cacing. Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai
sarana yang layak untuk survive atau bertahan hidup. Ia tidak mempunyai
kaki, tangan, tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan
telinga.

Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan, sama dengan makhluk hidup lainnya,
ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati. Tapi kita
lihat , dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan
frustasi untuk mencari rizki . Tidak pernah kita menyaksikan cacing yang
membentur-benturkan kepalanya ke batu.


Sekarang kita lihat manusia. Kalau kita bandingkan dengan burung atau
cacing, maka sarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah jauh lebih
canggih. Tetapi kenapa manusia yang dibekali banyak kelebihan ini
seringkali kalah dari burung atau cacing ? Mengapa manusia banyak yang
putus asa lalu bunuh diri menghadapi kesulitan yang dihadapi ? padahal
rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing yang berusaha bunuh diri karena
putus asa.

Rupa-rupanya kita perlu banyak belajar dari burung dan cacing.

0 comments:

Al-Qur'anul Karim

Search in the Quran
Search in the Quran:
in
Download Islamic Softwares FREE | Free Code/td>
Powered by www.SearchTruth.com
SELAMAT DATANG DI WEBSITE KAMI